Jumat, 25 November 2011

era new wave, konglomerasi media

perbedaan new age message

  • Dulu : bergantung pada media dan audience.
  • Sekarang : tidak ada perbedaan, orang - orang menegerti satu bahasa. Contohnya Facebook dan Twitter.
     Jika pada pada zaman dulu melakukan pembedaan, sekarang adalah era dimana setiap orang dapat mendapatkan informasi yang seimbang dan tidak ada lagi pembedaan.

     Era dimana lifestyle sangat berpengaruh bagi orang banyak. Seperti yang terjadi pada pemboikotan Blackberry dan movies, banyak orang yang tidak setuju bahkan menimbulkan kehebohan, ini disebabkan karena sekarang bukan lagi mengenai politik dan ekonomi, namun mengenai lifestyle yang menyangkut orang banyak.
     Nantinya pada masa depan media hanya dapat memberikan infrastruktur, masyarakat yang akan mengisi dan menggunakannya. sehingga semua orang dapat membuat televisi sendiri, tidak adalagi rating.


changing map is easy
but mapping change
now
that is challanging

Senin, 03 Oktober 2011

Media Massa dan Budaya Massa

   Media massa mempengaruhi budaya massa. Seperti budaya yang disebarkan oleh televisi. Contohnya budaya alay.

Kamis, 29 September 2011

Iklan dan Kekerasan Simbolik

   Setiap hari kita pasti akan menemui iklan. Iklan seakan telah mengepung kehidupan kita. Iklan tidak hanya bertujuan untuk mempengaruhi pikiran konsumen untuk membeli barang atau jasa, melainkan juga turut menanam nilai, gaya hidup, maupun selera budaya.
   Pollay membagi fungsi iklan menjadi dua:
  1. fungsi informasional. Dimana pengiklan memberitahukan kepada konsumen tentang karakteristik produk.
  2. fungsi tranformasional. dalam fungsi ini pengiklan berusaha untuk mengubah sikap - sikap yang dimiliki konsumen terhadap merk, pola belanja, gaya hidup dan lainnya.
   Menurut Baudrillard, iklan memproduksi pesan sebagai wacana yang dikodekan (codeddiscourse) dan melekat pada sebuah produk, tidak memiliki hunungan dnegan realitas. Sedangkan menurut Barthes, tanda masih bisa merepresentasikan realitas (signifikasi tingkat pertama atau denotasi). Sedangkan pada signifikasi tingkat kedua (konotasi), tanda bisa merepresentasikan sesuatu yang hanya bisa dipahami lewat situasi kultural atau sosisal yang sama.
   Diasumsikan bahwa media dan iklan merupakan sarana yang digunakan untuk melakukan tindakan pedagogis dari kelas atau kelompok sosial tertentu. Arena iklan tidak hanya menjadi ajang konsentrasi image simbolik produk yang ingin dipasarkan namun juga image simbolik realitas sosial secara luas. Image simbolik yang diproduksi iklan misalnya kebahagiaan, keharmonisan, kecantikan, kejantanan, gaya hidup dan sebagainya yang ditanamkan pada benak masyarakat.

Minggu, 18 September 2011

Jurnalisme Warga, Kebutuhan dan Problem

   Jurnalisme warga adalah jurnalisme yang menggunakan warga sebagai subjek. Warga secara aktif partisipatoris terlibat dalam proses pencarian, pengolahan dan penyajian informasi. Sehingga warga tidak hanya berperan sebagai penonton, tapi juga berperan aktif dalam pencarian berita, pengolahan dan penyajian.
   Warga ikut berperan dalam jurnalisme karena keterbatasan media dalam menangkap berbagai realitas. Hal tersebut juga karena warga yang semakin familier dengan teknologi untuk penyebaran informasi.
   Adapun medium - medium jurnalisme warga adalah radio, televisi, dan media online. Seperti blog, twitter, Facebook dan lain - lain. Walaupun jurnalisme warga, namun berita - berita yang disampaikan tetap harus memiliki nilai berita dan menimbang kode etik jurnalistik.





Sabtu, 10 September 2011

ADVOKASI MEDIA DAN KAMPANYE PUBLIK

Kampamye publik sering kali menggunakan media massa. Dan media massa sendiri memainkan peran dalam perubahan sosial. Disatu sisi, media mendukung pendidikan kesehatan masyarakat. Namun disisi lain, iklan juga ikut berperan dalam perubahan gaya hidup. Hal ini disebabkan karena media massa berada dalam bisnis guna mempertahankan kemapanan. Oleh sebab itu, terdapat Dewan Pariwara Sosial yang bertujuan untuk menstabilisasi kegunaan media, periklanan dan sektor swasta atau pemerintah. Agar berjalan secara berkesinambungan. Dan untuk mengsusksekannya, terdapat advokasi media. dengan mengadvokasi media, reporter hingga pimpinan redaksi dijadikan mitra. sehingga semuanya dapat bersinergi menjadi kampanye publik.